JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 11 “ UJI KARBOHIDRAT”
JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 11
“
UJI KARBOHIDRAT”
DISUSUN
OLEH :
THIFANI AULIA PUTRI PANE
(A1C118009)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL ,
M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN
11
I. Judul :
Uji Karbohidrat
II. Hari/Tanggal : Kamis / 11 Desember
2020
III. Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya praktikum
ini:
1. Dapat mengetahui karbohidrat yang lazim dan sifat
fisisnya
2. Dapat mengetahui dan mempelajari perbedaan sifat fisis
dan kimia dari monosakarida, disakarida dan polisakarida
3.
Dapat mengetahui
reaksi karbohidrat dengan kimiawi dasar dari gugus fungsi
4.
Dapat
mempelajari dan mengetahui beberapa reaksi karbohidrat yang penting dalam
metabolisme
IV.
Landasan Teori
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan
polihidroksi keton yang bila dihidrolisis akan menghasilkan turunan
senyawa-senyawanya. Suatu karbohidrat tergelong aldehid (CHO) jika oksigen
karbonilnya berikatan dengan suatu atom karbon terminal dan tergolong keton
(C=O) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal. Umumnya,
karbohidrat ialah zat padat berwarna putih, larut dalam air namun sukar larut
dalam pelarut organic (Wibawa,2017).
Menurut Poedjiadi dalam Fitri (2020), karbohidrat
adalah senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen dengan rumus
empiris CH2O. Dimana, karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehid dan
keton dan turunannya. Menurut McGilvery dalam Fitri (2020), nama karbohidrat
berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa ini mempunyai rumus empiris,
dimana senyawa ini menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon hidrat
dengan nisbah 1:2:1 untuk C, H dan O. Adapun perbandingan jumlah atom H dan O
ialah 2:1 seperti molekul air.
Menurut Respati dalam Tim Kimia Organik II
(2020), karbohidrat terdiri dari tiga golongan, yaitu monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Dimana, karbohidrat yang paling sederhana ialah
golongan monosakarida. Oligosakarida ialah senyawa yang dihidrolisis yang
menghasilkan dua sampai enam gula monosakarida. Polisakarida ialah karbohidrat
yang monomernya berasal dari monosakarida
Menurut Fessenden dalam Nurcahyani (2019), karbohidrat
merupakan golongan senyawa yang dapat
dihidrolisis menjafi polisakarida aldehid dan keton. Pada tanaman, karbohidrat
dapat berupa pati/amilum. Amilum ialah homopolimer, polimer yang terbentuk
dengan satu jenis unit monomer) dari glukosa yang digabung oleh mata rantai
sama dengan maltose. Adapun macam amilum utama adalah amilosa yang bila dilarutkan
dengan iodin berwarna biru dan amilopektin yang bila dilarutkan dengan iodin
berwarna merah ungu.
Menurut Hidayanto (2017), kandungan
karbohidrat dapat diidentifikasi dengan uji kualitatif berdasarkan pembentukan
warna yang terbentuk. Adapun beberapa uji yang digunakan, yaitu:
1. Uji Iodin
Berfungsi untuk menentukan adanya gugus polisakarida.
Jika ditambahkan iodin maka akan terbentuk senyawa kompleks yang spesifik.
Amilum dan pati menghasilkan warna biru,
dekstrin warna merah anggur.
2. Uji Benedict
Uji yang menghasilkan kandungan positif bila senyawa
mengandung gula pereduksi seperti glukosa dan fruktosa. Uji ini dengan
menambahkan gula pereduksi dengan campuran tembaga sulfat, natrium sitrat dan
natrium karbonat. Bila dipanaskan, maka akan terbentuk endapan kupro oksida
berwarna merah kecoklatan.
3. Uji Molisch
Berfungsi untuk mendeteksi adanya gugus aldose maupun
ketosa. Adapun uji ini dilakukan dengan menambahkan karbohidrat dengan asam
sulfat membentuk senyawa gabungan berwarna ungu.
V. Alat dan
Bahan
5.1 Alat
-
Tabung reaksi -Termometer
-
Pipet tetes
-
Pipet volume
-
Bulb (filler)
-
Kompor listrik/spiritus
-
Pengaduk Kaca
-
Mortar
-
Stopwatch
-
Gelas Kimia 100
dan 200 ml
5.2 Bahan
- Glukosa
- Sukrosa
- Selulosa (Pati)
-
Asam sulfat pekat (H2SO4)
- Asam Klorida (HCl)
- Natrium Hidroksida (NaOH)
- Peraksi Molisch
- Larutan Iod
- Pereaksi Tollens
- Pereaksi Fehling A dan B
- Pereaksi Basa Kuat
- Pereaksi Iod
- Aquades
VI. Prosedur Kerja
6.1 Uji Molisch
1.
Disiapkan tabung
reaksi bersih, masing-masing diisi dengan 5 ml larutan gula (glukosa, sukrosa,
pati atau selulosa dalam air).
2.
Ditambahkan 1
tetes pereaksi molisch (alfa naftol dalam alkohol), kocok perlahan.
3.
Dimiringkan
tabung dan ditambahkan 5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung.
4.
Diperhatikan
warna yang terbentuk pada batas pertemuan dari dua lapisan cairan dalam tabung
berupa cincin merah/violet. Bila campuran dikocok dan diencerkan dengan 5 ml
air terbentuk warna ungu tua.
6.2 Reaksi
Glukosa
6.2.1
Dengan pereaksi Fehling
1.
Disiapkan tabung
reaksi bersih, dimasukkan 2 ml larutan fehling A dan 2ml larutan fehling B
dilanjutkan dengan menambahkan beberapa tetes larutan glukosa.
2.
Dikocok
perlahan, lalu masukkan tabung reaksi kedalam penangas air mendidih.
3.
Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi, lalu tuliskan reaksinya
6.2.2
Dengan pereaksi Benedict
1.
Disiapkan tabung
reaksi bersih, dimasukkan 2 ml pereaski benedict, lalu ditambahkan beberapa
tetes glukosa.
2.
Diaduk perlahan,
lalu dimasukkan kedalam penangas air mendidih.
3.
Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi, lalu tuliskan reaksinya.
6.2.3
Dengan pereaksi Tollens
1.
Disiapkan tabung
reaksi bersih, dimasukkan 2 ml pereaski tollens, lalu ditambahkan beberapa
tetes glukosa.
2.
Diaduk perlahan,
lalu dimasukkan kedalam penangas air mendidih sampai terbentuk cermin perak
pada tabung reaksi.
3.
Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi, lalu tuliskan reaksi pembentukan cermin perak
6.2.4 Uji
Iod
1.
Dimasukkan
sampel glukosa, sukrosa, selulosa (pati) sebanyak 5 ml kedalam tabung reaksi.
2.
Ditambahkan 5
tetes larutan iod
3.
Diamati
perubahan warna yang terjadi.
6.2.5
Dengan basa kuat
1.
Disiapkan tabung
reaksi bersih, dimasukkan 2 ml larutan glukosa 10% dan 0,5 ml NaOH 25%.
2.
Diaduk perlahan
dan dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit.
3.
Diperhatikan
rupa dan bau zat yang terbentuk dan hasil reaksinya.
6.2.6
Reaksi Sukrosa
1.
Dilarutkan 1,5
gram sukrosa dalam 200 ml air. Dilakukan percobaan B (1,2,3 dam 4) menggunakan
sukrosa sebagai pengganti glukosa.
6.2.7
Reaksi Laktosa
1.
Dilarutkan 1,5
gram sukrosa dalam 200 ml air. Dilakukan percobaan B (1,2,3 dam 4) menggunakan
sukrosa sebagai pengganti glukosa.
6.3 Reaksi
Pati
1.
Digerus sebanyak
0,5 gram pati menggunakan mortar kecil dengan sedikit air hingga terbentuk
pasta.
2.
Dipindahkan
pasta kedalam gelas piala, tambahkan air dan lakukan dekantasi sebanyak 3 kali
dengan air sampai cairan diatas endapan menjadi bening.
3.
Dipindahkan pati
yang telah dicuci kedalam gelas piala berisi 100 ml air mendidih sambil dikocok
perlahan.
4.
Dilakuan
percobaan menggunakan pereaksi fehling, basa kuat dan pereaksi iod dengan
menggunakan 2 ml larutan suspense zat pati setiap percobaan.
5.
Diamati seksama
dan catat perubahan yang terjadi pada setiap pereaksi yang digunakan.
6.4 Reaksi
Pati yang dihidrolisis
1.
Dimasukkan 10 ml
larutan pati pada sisa percobaan diatas dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 1
ml HCl pekat dan panaskan perlahan dengan api kecil.
2.
Bila suhu
mencapai 80oC, diteteskan sedikit cairan tersebut pada larutan
iodium dalam sebuah lempeng penguji warna.
3.
Dilanjutkan pemanasan
sampai larutan mendidih sambil setiap menit dilakukan uji warna. Dilakukan 5/6
kali atau sampai tidak terjadi lagi perubahan warna larutan.
4.
Diamati dan
mencatat setiap perubahan warna serta menetralkan larutan zat pati yang telah
dihidrolisis tadi dengan larutan NaOH 10%, lalu uji menggunakan pereaksi
fehling.
Link Video :
Permasalahan:
1. Pada uji fehling pada larutan glukosa, warna apa yang
dihasilkan dari reaksi tersebut dan mengapa warna tersebut yang terbentuk?
2. Pada uji molisch, setelah sampel larutan gula
ditambahkan pereaksi molisch, lalu ditambahkan asam sulfat pekat. Apa tujuan
ditambahkannya asam sulfat tersebut dalam uji molisch ini?
3. Mengapa pada uji tollens dihasilkan endapan cermin
perak pada larutan glukosa?
Saya Nely Frisca (A1C118036) akan menjawab permasalahan nomor 1. Uji fehling bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduksi. Pereaksi ini dapat direduksi oleh karbohidrat yang memiliki sifat mereduksi. Hasil positif menunjukkan adanya endapan merah bata. Pereaksi fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. larutan Fehling Aadalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B merupakan larutan jernih dari kaliumnatrium tartat encer dan basa kuat. Dalam pereaksi ini Ion Cu2+ direduksi menjadi Ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2 (merah bata)
BalasHapusBaiklah saya Rizki Fitra Pratama (A1C118012) mencoba menjawab permasalahn no 2 dari saudari.
BalasHapusTujuan penambahan asam sulfat sebagai penghidrolisis karbohidrat.
Terimakasih.
Saya Erik Surya Kurniawan NIM A1C118027 akan menjawab permasalahan nomor 3. Hal ini karena pereaksi tollens dapat mengoksidasi gugus aldehida dalam glukosa dengan diikuti oleh terbentuknya endapan perak (Ag) yang berasal dari pereaksi tollens.
BalasHapus