JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 2 “ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT”

 

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN  2

“ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT”

 

 

DISUSUN OLEH :

THIFANI AULIA PUTRI PANE

(A1C118009)

 

 

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL , M.Si

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

PERCOBAAN 2

 

I.    Judul                : Pembuatan Senyawa Organik Asam Oksalat

II.   Hari/Tanggal  : Kamis / 15 Oktober 2020

III. Tujuan             : Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini:

1.      Dapat memahami cara pembuatan/sintesis asam oksalat dengan zat organik yang memiliki berat molekul besar sebagai bahan dasarnya.

2.      Dapat memahami reaksi oksidasi dengan menggunakan suatu oksidator kuat.

3.      Dapat mengetahui sifat-sifat asam oksalat dan kegunaanya.

IV. Landasan Teori

     Asam oksalat ialah asam dikarboksilat yang memiliki berat molekul rendah, berwujud padat warna putih dan mempunyai titik leleh 187oC serta bentuk kristal putih. Asam oksalat akan mengurai menjadi asam formiat dan CO2 apabila dipanaskan pada suhu diatas 175 oC. Asam oksalat digunakan sebagai larutan standar pada titrasi. Asam oksalat dapat dibuat melalui reaksi oksidasi dengan bahan baku gula pasir dan oksidator asam kuat (Tim Kimia Organik II,2020).

     Asam oksalat (HO2C-CO2H) zat padat yang korosif dan racun merupakan suatu asam yang cukup kuat. Asam ini terdapat dalam jumlah sedikit dalam banyak tanaman, contohnya oksalis dan bayam sebagai garam natrium ataupun garam kalsium. Asam oksalat dipakai sebagai penghilangkan karat, sebagai pereaksi pada pembuatan zat warna dan keperluan lainnya (Fessenden,1997).

     Menurut Kirk Othmer dalam Dewati (2010), ada beberapa cara untuk membuat asam oksalat dari selulosa, yaitu peleburan dengan hidroksida logam alkali, peragian dan oksidasi dengan peroksid. Cara peragian jarang dilakukan karena hasil asam oksalat yang diperoleh rendah. Adapun cara yang paling banyak digunakan dalam proses pembuatan asam oksalat diantaranya proses hidrolisis dan oksidasi. Sebelum dilakukan proses oksidasi, selulosa terlebih dahulu dihidrolisis dalam suasana basa. Nantinya, asam oksalat yang dihasilkan dalam proses oksidasi ini merupakan larutan tidak berwarna. Apabila proses ini dilakukan lebih lanjut dengan cara pengeringan akan menghasilkan kristal yang tidak berwarna.

     Menurut Coniwanti dalam Febriaty (2016), pembuatan asam oksalat dengan menggunakan metode asam diawali dengan tahap pertama yaitu preparasi sampel. Sampel yang  kering, dipotong menjadi berukuran kecil, lalu di reaksikan dengan asam nitrat dengan proses pemanasan. Dimana, proses oksidasi dari selulosa dengan asam nitrat ini akan menghasilkan asam oksalat, uap air dan gas nitrat . Sesuai dengan reaksi berikut ini:

6n HNO3 + (C6H10O5)n à 3n H2C2O4 + 5n H2O +6n NO

Pada hidrolisis selulosa menjadi glukosa terjadi sesuai dengan reaksi sebagai berikut:

(C6H10O5)n + nH2O à nC6H12O5

Asam oksalat yang dihasilkan akan mengalami reaksi oksidasi lanjut untuk menghasilkan gas CO2, gas NO, dan H2O. Reaksi ini diharapkan dapat terjadi seminimal mungkin. Hal ini dikarenakan asam oksalat yang dihasilkan akan semakin kecil pula. Untuk menghindari hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi resident time sehingga diperoleh asam banyaknya.

     Menurut Dewati dalam Asip (2015), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembuatan asam oksalat:

1.      Waktu

Waktu reaksi yang lama akan memperbesar zat-zat pereaksi dapat bersentuhan. Akibatnya, asam oksalat yang diperoleh relatif banyak. Namun. bila waktu reaksi yang digunakan cukup lama maka akan menyebabkan hasil lanjut terhadap asam oksalat yang dihasilkan

2.      Konsentrasi pelarut

Dengan adanya penambahanckonsentrasi basa kuat dapat mengakibatkan jumlah hasil hidrolisis bertambah.

3.      Suhu

Apabilasuhu tinggi, konstanta kecepatan reaksi semakin besar sehingga reaksi semakin cepat.

4.      Volume Pelarut

Semakin banyak volume pelarut yang ditambahkan maka  akan memperluas gerakan molekul-molekul yang ada sehingga hasil yang diharapkan semakin banyak.

 

5.      Kecepatan Pengadukan

Adanya pengadukan mengakibatkan terjadinya reaksi dengan cepat. Hal ini dikarenakan dengan adanya pengadukan dapat memperbesar frekuensi tumbukan dan harga konsanta kecepatan reaksi akan semakin membesar pula.

V. Alat dan Bahan

     5.1 Alat

-          Labu dasar datar 750 ml               -  Penangas

-          Corong buchner                            -  Gelas ukur                           

-          Corong gelas                                 -  Termometer

-          Kasa, kaki tiga dan bunsen           -  Pengaduk

-          Gelas piala 500ml                          -  Balok kayu

   5.2 Bahan

            - Gula pasir 200 gr

            - HNO3 pekat 100 ml

            - Etanol

 

VI. Prosedur Kerja

1.      Dimasukkan gula pasir sebanyak 20 gram kedalam labu dasar datar berukuran 750 ml, lalu ditambahkan asam nitrat pekat sebanyak 100 ml, panaskan diatas penangas air perlahan sampai mendidih.

2.      Kemudian, diangkat labu apabila sudah timbul uap coklat NO2, pindahkan ke atas balok kayu untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan, dibiarkan 15 menit.

3.      Dituangkan hasil reaksi kedalam gelas piala 500 ml, kemudian dicuci labu dengan 200 ml air dingin. Lalu, air cucian dimasukan kedalam gelas piala yang lain, ditambahkan 20 ml asam nitrat pekat. Selanjutnya, uapkan diatas penangas air sampai volume cairan tinggal 20 ml.

4.      Ditambahkan 40 ml air kedalam larutan yang tinggal 20 ml ini, kemudian diuapkan kembali sampai volume tinggal 20 ml. Lalu, dinginkan larutan ini dalam air es, kristal asam oksalat akan terbentuk.

5.      Disaring kristal asam oksalat dengan corong Buchner, kemudian direkristalisasi asam oksalat dengan melarutkannya dalam air panas, lalu dinginkan untuk mendapatkan kristal yang lebih murni.

6.      Dikeringkan dan diperiksa titik lelehnya. Apabila belum murni, maka murnikan kembali kristal asam oksalat ini dengan rekristalisasi dalam air panas.

 

 

Link Video : https://youtu.be/z0lhb1dljro

Permasalahan:

1.      Apa fungsi penggunaan asam nitrat pekat ( HNO3 ) pada pembuatan asam oksalat dalam praktikum ini?

2.      Apa tujuan dilakukannya penguapan berulang kali dalam pembuatan asam oksalat?

3.      Mengapa pada saat proses pemanasan campuran gula dan asam nitrat menghasilkan gas berwarna coklat?

Komentar

  1. Assalamualaikum wr wb ,saya adinda putri dengan Nim A1C118008 ,akan menjawab permasalahan nomor 3 ,campuran antara gula pasir dengan asam nitrat akan menyebabkan larutan berwarna orange karena asam nitrat pekat (HNO3) yang menghasilkan larutan orange kecoklatan .
    Terimakasih ..

    BalasHapus
  2. Baiklah saya Risa Novalina Ginting ( A1C118070) akan menjawab permasalahan no 1. Fungsi asam nitrat pekat tersebut adalah digunakan untuk mengoksidasi glukosa hasil dari pemecahan sukrosa.
    Terimakasih

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Muhamad Khoirul Abdillah (040) akan menjawab pertanyaan nomor 2, proses pengupaan berfungsi untuk proses rekristalisasi dengan tujuan dilakukan rekristalisasi yaitu untuk membersihkan atau membuang zat zat pengotor yang ada atau melekat pada kristal asam oksalat dan supaya kristal asam oksalat tersebut murni.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 5 “ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM BENZOAT DAN BENZIL ALKOHOL

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 11 “ UJI KARBOHIDRAT”

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 3 “ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN)”