JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 8 “ ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM STEROID DAN TERPENOID”

 

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN  8

“ ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM STEROID DAN TERPENOID

 



 

DISUSUN OLEH :

THIFANI AULIA PUTRI PANE

(A1C118009)

 

 

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL , M.Si

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

PERCOBAAN 8

 

I.    Judul                : Isolasi Senyawa Bahan Alam Steroid

II.   Hari/Tanggal  : Kamis / 26 November 2020

III. Tujuan             : Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini:

1.      Dapat memahami dan menguasai teknik-teknik isolasi senyawa bahan alam steroid dan terpenoid

2.      Dapat mengetahui sifat-sifat kimia steroid dan terpenoid melalui reaksi-reaksi spesifik.

IV. Landasan Teori

    Senyawa bahan alam terpenoid ialah senyawa kimia yang terdiri dari beberapa unit isoprene, dimana senyawa ini memiliki struktur siklik dengan mengandung satu atau lebih gugus fungsi. Terpenoid ini merupakan senyawa yang memiliki atom karbon dan hidrogen yang mana atom karbonnya berjumlah kelipatan lima. Penyelidikan menunjukan bahwa sebagian terpenoid memiliki kerangka dasar karbon yang dibangun oleh dua atom atau lebih unit C5 (isoprene). Dimana, kepala dari unit satu berkaitan dengan ekor pada unit yang lain (Tim Kimia Organik II, 2020).

     Keteraturan mengenai struktur terpenoid ini dirumuskan kedalam aturan yang disebut dengan kaidah isoprene. Dimana, kaidah ini menyebutkan stuktur molekul dari senyawa terpenoid dibangun oleh 2 ataupun lebih unit isoprene yang saling berkaitan antara kepala dan ekor. Ini merupakan suatu ciri khas pada senyawa bahan alam terpenoid yang dapat bermanfaat untuk digunakan sebagai hipotesis dalam menetapkan suatu struktur senyawa terpenoid ini. Namun, pada senyawa ini juga terdapat beberapa senyawa terpenoid yang tidak mengikuti kaidah tersebut (Kristanti,2008).

     Pada senyawa terpenoid, sebagian besar tidak memiliki warna, berwujud cairan yang memiliki bau namun sedikit diantaranya berwujud padatan seperti champor. Terpenoid ini memiliki berat jenis yang lebih ringan dari air dan mudah menguap. Senyawa bahan alam terpenoid ini mudah larut dalam pelarut organic, tetapi tidak larut dalam air. Struktur senyawa terpenoid ini merupakan struktur alil siklik, diantaranya ialah senyawa tak jenuh. Akibatnya, senyawa terpenoid ini mudah mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen dan lainnya (Julianto,2019).

     Menurut Samejo dalam Nasrudin (2017), senyawa steroid merupakan terpenoid lipid, yang memiliki kerangka dasar berupa empat cincin karbon yang menyatu dan memiliki struktur yang bervariasi. Adanya perbedaan ini muncul dikarenakan adanya gugus fungsi teroksidasi yang terikat pada cincin  dan pada cincin karbonnya. Menurut Bhawani dalam Nasrudin (2017), tubuh manusia memproduksi steroid secara alami yang terlibat dalam proses metabolisme, misalnya garam empedu, glisin, garam deoksikolik yang berguna untuk memperlancar proses pencernaan.

     Kandungan senyawa bahan alam steroid sebagai tanaman obat telah diteliti, daun papaya (Carica papaya) mengandung senyawa sterol yang merupakan golongan steroid berupa senyawa ergost-5en-3β-ol. Kemudian, tanaman sidawayah (Woodfordia floribunda Salisb ) mengandung stigmasta yang merupakan golongan steroid berupa senyawa stigmasta-7,22-dien-3-ol. Steroid dalam dunia medis banyak dimanfaaatkan, misalnya senayawa stigmasterol yang dapat menurunkan kolestrol darah, adrenokortikonoid yang dapat mencegah peradangan serta rematik dan manfaat lainnya (Suryaelita, 2017).

   

V. Alat dan Bahan

     5.1 Alat

-          Tabung reaksi 20 buah     

-          Erlenmeyer 250 ml                                   

-          Gelas kimia 200 ml

-          Lumpang

-          Plat tetes

-          Gelas ukur

-          Pipet tetes

-          Corong gelas

   5.2 Bahan

            - Pereaksi dragendor               -Pereaksi Wagner

            - Kloroform                             - Metanol

            - NaOH padatan                      - Brusin

            - Pereaksi Meyer                     - Shinoda

            - Etanol                                    - Heksan

            - Iodin                                      - KI

 

VI. Prosedur Kerja

1.      Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml simplisia tumbuhan kering yang telah dirajang halus sebanyak 5 gram, kemudian ditambahkan etanol sebanyak 25 ml.

2.      Dilakukan pemanasan menggunakan penangas air selama kurang lebih 10 menit. Setelah itu, disaring larutan tersebut dalam keadaan panas.

3.      Diuapkan filtrate yang diperoleh menggunakan rotary evaporator/penangas air sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol. Ekstrak tersebut kemudian ditriturasi dengan sedikit eter dan beberapa tetes eter ditempatkan dalam dua lubang plat tetes, lalu dibiarkang kering.

4.      Ditambahkan anhidrida asam asetat sebanyak 2-3 tetes, lalu diaduk dan ditambahkan asam sulfat pekat, amati perubahan yang terjadi. Timbulnya warna merah/merah ungu yang tak stabil menandakan dikarenakan adanya triterpenoid, sedangkan warna hijau karena adanya steroid.

5.      Dilakukan pengecekan reaksi dengan menambahkan asam sulfat pekat pada lobang plat tetes satu lagi, lalu amati warna yang terjadi. Apabila dihasilkan warna yang sama sangat boleh jadi tumbuhan tidak mengandung terpenoid tetapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat.

 

Link Video : https://youtu.be/n5GrKe9bRqc

Permasalahan:

1.      Mengapa pada isolasi senyawa bahan alam terpenoid dan steroid ini digunakan etanol sebagai pelarutnya?

2.      Mengapa pada prosedur dilakukan pengecekan reaksi isolasi senyawa bahan alam terpenoid dan steroid menggunaka asam sulfat pekat?

3.      Pada prosedur, pemasanan dilakukan dengan menggunakan penangas air. Apa yang terjadi bila pemanasan yang dilakukan menggunakan pemanasan langsung dengan api (tanpa penangas air)?

Komentar

  1. baiklah saya Palma L Lubis nim A1C118014 akan mencoba permasalahan no 3 dimana jika pemanasan tidak menggunakan penangas maka panasnya mungkin tidak akan stabil atau konstan dan hasil larutan yang mungkin didapatkan tidak akan seperti yang kita harapkan dimana fungsi penangas air itu yaitu untuk menciptakan suhu yag konstan atau normal .Terimakasih mohon maaf jika ada kesalahan.

    BalasHapus
  2. baiklah saya susilawti (091) akan menjawab permasalahan no 1. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

    BalasHapus
  3. Saya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan no 2 yaitu karena H2SO4 bertujuan untuk memecahkan senyawa pada plat KLT agar dapat diamati oleh sinar tampak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 5 “ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM BENZOAT DAN BENZIL ALKOHOL

JURNAL PERCOBAAN 1 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM PIKRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 3 “ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN)”