JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 10 “ ISOLASI SENYAWA P-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR (Kaemferiam galanga L)
JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 10
“
ISOLASI SENYAWA P-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR (Kaemferiam galanga L)”
DISUSUN
OLEH :
THIFANI AULIA PUTRI PANE
(A1C118009)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL ,
M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN
10
I. Judul :
Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat
dari Kencur (Kaemferiam galanga L)
II. Hari/Tanggal : Kamis / 11 Desember
2020
III. Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya praktikum
ini:
1. Dapat memahami dan menguasai teknik-teknik isolasi
senyawa bahan alam senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galanga L)
2. Dapat mengetahui sifat-sifat kimia fenil propanoid melalui
reaksi-reaksi spesifik.
IV.
Landasan Teori
Kaemferiam
galanga L atau yang dikenal dengan
tanaman kencur merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai salah satu
tanaman obat tradisional dan juga digunakan sebagai bumbu dapur. Dimana,
tanaman ini mengandung banyak bahan-bahan kimia diantaranya etil p-metoksi
sinamat, etil sinamat sebagai komponen yang utama, p-metoksistiren dan
kandungan bahan lainnya. Pada tanaman ini, kadar etil p-metoksinamat cukup
tinggi yaitu mencapai 10% sehingga tanaman ini mudah diisolasi dengan pelarut
potreleum dan etanol (Tim Kimia Organik II, 2020).
Menurut Depkes RI dalam Nurmala (2017),
senyawa etil p-metoksisinamat merupakan turunan sinamat yang berasal dari jalur
biosintesis asam shikimat serta memiliki kerangka karbon C6-C3 yang terdiri
dari cincin benzene (C6) yang terikat pada C3 yang merupakan ujung rantai
karbon yang disebut dengan senyawa fenolik dari golongan fenilpropanoid.
Etil p-Metoksisinamat (EPMS) merupakan
senyawa yang termasuk dalam golongan ester yang mengandung cincin benzene dan
gugus metoksi yang bersifat non polar. Terdapat pula gugus karbonil yang
mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam proses ekstraksi dapat
digunakan pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat,
methanol, air dan heksana. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi harus
mempunyai kepolaran yang berbeda ( Setyawan,2015).
Menurut Solomons dan Fryhle dalam Fareza
dkk (2017), reaksi hidrolisis etil p-metoksisinamat dilakukan dalam suasana
basa. Dimana, reaksi hidrolisis suatu ester dalam suasana basa yang dikenal
dengan reaksi saponifikasi. Adapun mekanisme yang terjadi pada reaksi
hidrolisis ester dalam suasana basa adalah melalui tahapan adisi nukleofilik
dari basa OH- terhadap gugus karbonil yang membentuk intermediet tetrahedral.
Reaksi pada tahapan tersebut umumnya berlangsung lambat. Lalu, tahap
selanjutnya yaitu lepasnya gugus alkoksida membentuk suatu asam karboksilat.
Dimana, hasil reaksi hidrolisis dari etil-p-metoksisinamat menghasilkan asam
p-metoksisinamat.
Menurut Fessenden, R dan Fessenden, J
dalam Puspaningrat (2019), ekstraksi sokletasi merupakan suatu metode pemisahan
yang melibatkan pemindahan subtansi dari fasa material kedalam fasa lain dan
kedua fasa tidak saling melarutkan. Dimana, ekstraksi ini merupakan metode
paling umum yang dapat memisahkan bahan alam yang terdapat dalam tumbuhan
dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan zat yang ingin dipisahkan.
Beberapa zat dalam larutan dapat rusak atau terurai dengan pemanasan sehingga
suhu esktraski sangat perlu diperhatikan. Oleh karena itu, ekstraksi etil
p-metoksisinamat dari kencur tidak boleh menggunakan suhu yang lebih dari titik
lelehnya yaitu 48-50OC.
V. Alat dan
Bahan
5.1 Alat
-
Erlenmeyer 250 ml
-
KLT
-
Penangas air
-
Corong Buchner
-
Labu alas bulat
-
Corong biasa
-
Evaporator
-
Alat ukur TI
5.2 Bahan
- Kencur yang telah ditumbuk -Kertas
saring
- Kloroform
- NaOH
-
Metanol
- Etanol
- Asam sulfat
- Asam klorida
VI. Prosedur Kerja
6.1 Isolasi etil p-metoksi sinamat
1.
Dimasukkan
serbuk kencur dalam erlenmeyer 250 ml, lalu direndam dengan 100 ml petroleum
eter fraksi 60-80oC hingga selapis petroleum eter terdapat dibagian
atasnya.
2.
Dihangatkan
beberapa menit dalam penangas air sambil digoyangkan, dibiarkan selama setengah
jam pada suhu kamar lalu disaring.
3.
Dipisahkan
residu kencur, lalu ulangi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan
jumlah yang sama, filtrate yang diperoleh digabung kemudian dipekatkan dibawah
tekanan rendah (evavorator) sampai volume nya menjadi setengahnya.
4.
Didinginkan
larutan pekat dalam air es, lalu disaring padatan menggunakan corong buchner.
Filtrat dipekatkan sekali lagi dan disaring kembali padatan kedua lalu digabung
dan ditimbang. Kemudian dihitung rendemennya.
5.
Dilakukan
rekristalisasi menggunakan potreleum eter, lalu diukur titik lelehnya dan
dibandingkan dengan literarur (48-50oC)
6.2
Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
1.
Dilarutkan
sampel kristal hasil isolasi dalam petroleum eter, lalu ditotolkan menggunakan
kapiler pada plat KLT dengan ukuran 2 x 5 cm.
2.
Pada jarak 0,5
cm dari bawah, gunakan etil p-metoksi sinamat dan asam p-metoksi sinamat
standar sebagai pembanding.
3.
Dimasukkan
kedalam chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen kloroform.
4.
Dilakukan
pengamatan bercak dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu UV/ dimasukkan
kedalam chamber iodium.
5.
Dihitung Rf-nya
lalu dibandingkan dengan standar.
6.3 Pemeriksaan
Spetroskopi Ultra Violet
1.
Dilarutkan
kristal hasil isolasi kedalam metanol. Lalu, dibuat spectrum UV pada daerah
panjang gelombang 200-300 nm
6.4
Pemeriksaan Spektroskopi Infra Merah
1.
Dibuta pelet
kristal hasil isolasi dengan KBr kering, kemudian dibuat spectrum infra
merahnya.
Link Video : https://youtu.be/a7dBmmou4Gg
Permasalahan:
1. Apa kelebihan digunakannya metode perkolasi dalam
isolasi etil p-metoksi sinamat ini?
2. Pada prosedur digunakan petroleum eter sebagai
pelarut, apakah jenis pelarut tersebut dapat digantikan dengan pelarut
lain?Jika tidak jelaskan dan jika bisa berikan contohnya.
3. Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam
menunjang keberhasilan isolasi etil p-metoksi sinamat ini?
Baiklah saya Mashita (083) akan mencoba menjawab permasalahan no 1
BalasHapusKelebihan metode perkolsi disini adalah untuk penyaringan yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.
Terimakasih.
Baiklah saya Muhamad Khoirul Abdillah (040) akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2. Senyawa kimia yang terkandung di dalamnya antara lain : etil p-metoksi sinamat, etil sinamat komponen yang utama, p-metoksistiren dll. Kadar etil-p-metoksi sinamat dalam kencur cukup tinggi bisa mencapai 10% karena itu dengan mudah bisa diisolasi dari umbinya menggunakan pelarut petroleum eter atau etanol, dimana pelarut yang digunakan adalah pelarut nonpolar
BalasHapussaya adinda putri (008) faktor yang menunjang kebrhasilan dalam isolasi etil p-metoksi sinamat ini adalah proses pemanasan yang akan mepercepat suatu reaksi dan pendinginan .
BalasHapus