JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 12 “ UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN”
JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 12
“
UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN”
DISUSUN
OLEH :
THIFANI AULIA PUTRI PANE
(A1C118009)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL ,
M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN
12
I. Judul :
Uji Asam Amino dan Protein
II. Hari/Tanggal : Kamis / 16 Desember
2020
III. Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya praktikum
ini:
1. Dapat mengetahui gugus asam dan amina pada asam amino
dan protein.
2. Dapat mengenal uji kimia yang dapat membedakan antara
asam amino dan protein
3. Dapat membandingkan sifat-sifat golongan primer alami
(protein) dengan monomernya yaitu asam amino
4. Dapat mempelajari beberapa bahan makanan yang
mengandung protein dan asam amino
5. Dapat menentukan reaksi koagulasi protein
6. Dapat menentukan reaksi protein dengan logam-logam
berat
IV.
Landasan Teori
Protein merupakan senyawa organik yang memiliki berat
molekul tinggi. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam protein diantaranya
itu C, H, O dan N, terdapat pula beberapa protein yang mengandung unsur S dan
P. Dimana, protein merupakan komponen utama jaringan tubuh yang memiliki
beberapa fungsi, misalnya pada pertumbuhan sel, mengatur keseimbangan air,
penyusun antibody, hormone dan juga enzim (Jubaidah,2016).
Menurut Winarno dalam Tim Kimia Organik II (2020),
protein merupakan sumber asam amino yang terdiri atas unsur C,H,O dan N.
Dimana, molekul protein mengandung gula terpor belerang dan terdapat juga
protein yang mengandung unsur logam, , misalnya tembaga dan besi. Menurut
Poedjiadi dalam Tim Kimia Organik II (2020), asam amino diperoleh dari hasil
hidrolisis protein baik menggunakan asam ataupun enzim. Adapun sifat-sifat
fisikokimia protein diantaranya:
·
Sifat
fisikokimia pada setiap protein tidak sama tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonya
·
Protein memiliki
berat molekul besar
·
Protein larut
dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air tetapi semua protein tak larut
dalam pelarut lemak
·
Jika dalam suatu
larutan protein ditambahkan garam, maka daya larut protein akan berkurang
sehingga protein terpisah sebagai endapan (salting out)
·
Jika dipanaskan
atau ditambah alkohol, protein akan menggumpal
·
Protein dapat
bereaksi dengan asam dan basa
Asam amino adalah senyawa organik yang
mengandung gugus amino (NH2) dan gugus asam karboksilat (COOH). Struktur asam
amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus, yakni gugus
amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H) dan satu gugus sisa (R,
dari residue) atau disebut juga rantai samping yang dapat membedakan antara
satu asam amino yang satu dengan asam amino yang lain (Suprayitno dan
Sulistiyati,2017).
Uji kualitatif protein dapat dilakukan
dengan metode biuret, dimana metode ini bertujuan untuk mengetahui adanya
ikatan peptide. Dalam hal ini, protein akan bereaksi dengan NaOH dan CuSO4 yang
ditandai dengan terbentuknya warna biru lembayung sampai ungu. Sehingga uji ini
akan memberikan hasil yang positif apabila terbentuknya larutan berwarna biru
lembayung sampai ungu (Bakhtra,2016).
Selain uji biuret, terdapat uji lain yang
dapat dilakukan untuk membuktikan adanya asam amini torisin, triptofan atau
fenilalanin yang terdapat dalam protein, yaitu uji xanthoprotein. Menurut Yazid
dan Nursanti dalam Putri (2016), apabila protein yang mengandung cincin benzene
(tirosin, triptofan dan fenilalanin) ditambahkan dengan asam nitrat pekat, maka
akan terbentuk endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila
dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi
sehingga terjadi perubahan warna menjadi jingga.
V. Alat dan
Bahan
5.1 Alat
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Termometer
5.2 Bahan
- Albumin 5%
- HCl pekat
- HNO3 pekat
-
NaOH pekat
- HCl 10%
- NaOH 10%
- CuSO4 10%
- AgNO3 1 %
- Albumin telur
- Asam Glutamat
- Kasein/gelatin
- NaNO2 5%
- HCl 5%
VI. Prosedur Kerja
6.1 Koagulasi Protein
1.
Disiapkan tabung
reaksi bersih sebanyak 5 buah, masing-masing diisi dengan 2 ml larutan albumin
5 %
2.
Pada tabung 1
dilakukan pemanasan perlahan dengan api kecil, lalu dicatat suhu ketika protein
mulai berkoagulasi. Pada tabung 2 ditambahkan 4 ml etanol dan HCl pekat. Pada
tabung 3 ditambahkan HCl pekat, pada tabung 4 dimasukkan beberapa tetes HNO3
pekat, dan pada tabung 5 ditambahkan beberapa tetes NaOH pekat.
3.
Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung dan bandingkan hasilnya.
6.2
Pengendapan Protein dan Kation
1.
Disiapkan tabung
reaksi bersih sebanyak 5 buah. Pada tabung 1 diisi dengan 5 ml air, pada tabung
2 diisi dengan larutan albumin 5%, pada tabung 3 diisi 5 ml air dan 4 tetes HCl
10%, pada tabung 4 diisi 5 ml larutan albumin 10% dan 4 tetes HCl 10%, pada
tabung 5 diisi dengan 5 ml air dan 4 tetes NaOH 10%. Lalu pada tabung terakhir diisi
dengan 5ml albumin 10% tetes dan 4 tetes NaOH 10%.
2.
Dimasukkan 2 ml
larutan CuSO4 10% pada masing-masing tabung.
3.
Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
6.3
Pengaruh Logam Berat pada Protein dan Larutan Asam Amino
1.
Dicampurkan beberapa
tetes larutan AgNO3 1% dengan 1 ml dari albumin telur, gelatin, dan larutan
asam glutamate pada tabung berbeda
2.
Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
6.4 Reaksi
Warna Biuret untuk Protein
1.
Dimasukkan 1 ml
larutan albumin 5 % kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml larutan NaOH
10%. Kemudian ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4 1%.
2.
Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
6.5 Reaksi
Xanthoproteat dengan Protein
1.
Dimasukkan
sejumlah kecil serbuk kasein/gelatin kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1
ml HNO3 pekat dan dipanaskan secara perlahan.
2.
Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
Link Video : https://youtu.be/BTMyRvBPhbQ
Permasalahan:
1. Pada uji xanthoprotein, apa yang terjadi bila
kasein/gelatin tersebut ditambahkan HNO3 pekat?
2. Pada reaksi warna biuret, apa tujuan ditambahkannya
NaOH 10% pada larutan albumin tersebut?
3. Mengapa pada uji xanthoprotein perlu dilakukan
pemanasan pada tabung reaksi yang berisi campuran antara kasein/gelatin dan
asam nitrat pekat dan apa yang terjadi bila tidak dilakukan pemanasan pada
tabung reaksi tersebut?
Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk menunjukkan keberadaan gugus benzene. Setelah sampel ditambah HNO3 pekat, kedua larutan tersebut tercampur maka akan terjadi reaksi ini sehingga terbentuk endapan berwarna putih. Langkah selanjutnya dilakukan pemanaskan terhadap larutan tersebut, pada tahapan ini endapan berwarna putih akan berubah warna menjadi kuning. Pada senyawa yang bukan asam amino akan memberikan hasil negatif, seperti kolagen dan gelatin.
BalasHapussaya adinda putri(008) akan menjawab permasalahan no 2 dimana tujuan diberikan NaOH 10 % ini untuk mempertegas warna kuning jingga setelah pemanasan.
BalasHapusSaya Bella Veronica (095) akan mencoba menjawab permasalahan no.3 menurut saya tujuan pemanasan disini adalah untuk memulai terjadinya reaksi sehingga nanti akan dapat dilihat perubahan sebelum dan sesudahnya. Jika tidak dilakukan pemanasan makan uji menggunakan xanthoprotein tidak dapat dilakukan. Terimakasih
BalasHapus