PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 5 “ PEMURNIAN GARAM DAPUR”
PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK
PERCOBAAN 5
“
PEMURNIAN GARAM DAPUR”
DISUSUN
OLEH :
THIFANI AULIA PUTRI PANE
(A1C118009)
DOSEN
PENGAMPU :
Drs. FULDIARATMAN ,
M.Pd.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2021
PERCOBAAN
5
“PEMURNIAN GARAM DAPUR”
I.
Landasan Teori
Natrium klorida (NaCl) merupakan suatu
padatan kristal tak berwarna yang secara umum dikenal sebagai garam dapur.
Garam ini memiliki titik leleh sebesar
801oC dan titik didih sebesar 1413oC (Saito, 1996). Garam
dapur banyak sekali dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari terutama digunakan
sebagai bumbu masak. Pembuatan garam dapur sendiri sangat bermacam-macam dan
yang paling sering digunakan yaitu secara tradisional dengan menguapkan air
laut. Dimana, menurut literatur air laut sendiri mengandung kandungan natrium
klorida sebesar 3,8%.
Proses
produksi garam di Indonesia umumnya memang masih menggunakan cara tradisional,
yaitu dengan cara menguapkan air laut lalu dibantu dengan panas sinar matahari
Garam sendiri terbagi menjadi dua macam, ada yang namanya garam konsumsi dan
garam industri. Pada garam konsumsi, terbagi pula menjadi garam meja dan garam
dapur. Adapun perbedaan diantara kedua garam ini terletak pada kadar natrium
kloridanya.
Dengan
adanya pembuatan garam secara tradisional, garam yang dihasilkan terkadang
masih dalam keadaan kotor atau dengan kata lain impuritas dari garam tersebut
masih rendah. Menurut Maulana (2017), selain NaCl terdapat pula beberapa bahan
pengotor yang terkandung didalam garam dapur antara lain CaSO4
(kalsium sulfat), MgSO4 (magnesium sulfat), MgCl2
(magnesium klorida) dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan beberapa
cara/metode yang dapat digunakan agar dapat meningkatkan kemurnian dari garam
yang diproduksi sehingga dapat terbebas dari zat-zat pengotor. Adapun salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode rekristalisasi.
Metode rekristalisasi merupakan suatu teknik pemurnian suatu zat padat/kristal/senyawa
dengan cara melarutkan padatan tersebut kedala pelarut yang sesuai. Sehingga,
dalam praktikum ini akan dibahas bagaimana cara memurnikan garam dapur di skala
laboratorium.
II.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini yaitu praktikan
dapat mengetahui prinsip pemurnian dan pengkristalan garam NaCl serta dapat
mengkristalkan dan memerika garam dapur.
III.
Prinsip Praktikum
Adapun prinsip praktikum dalam pemurnian
garam dapur ini didasarkan pada pemunian garam dengan menggunakan metode
rekristalisasi berdasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang hendak
dimurnikan yang dalam hal ini adalah garam dapur NaCl dengan bahan pengotornya
pada suatu pelarut, dimana dalam praktikum ini pelarut yang digunakan adalah
air.
·
Kristalisasi
Kristalisasi
merupakan proses terbentuknya suatu partikel padatan dalam suatu fasa yang homogen.
Adapun tujuan dari proses kristalisasi ini yaitu bertujuan dalam proses
pemisahan dan pemurnian suatu zat. Sedangkan sasaran produk dari proses
kristalisasi ini yaitu dapat diperoleh kristal dengan kualitas dan kemurnian
yang tinggi dengan mengarapkan persentasi yield
yang tinggi pula.
·
Rekristalisasi
Rekristalisasi
merupakan proses pembentukan kristal kembali (re-kristalisasi) dari sebuah
larutan yang merupakan proses lanjutan dari kristalisasi. Sehingga, dapat
diketahui bahwa rekristalisasi ini merupakan suatu teknik pemurnian suatu
padatan dari bahan pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut kedalam pelarut yang
cocok. Menurut Kristanti (2008), adapun beberapa kriteria yang harus dipenuhi
yang digunakan sebagai pelarut dalam proses rekristalisasi, yaitu:
1.
Pelarut tidak
bereaksi dengan padatan yang hendak dimurnikan
2.
Kelarutan
padatan harus lebih tinggi dalam pelarut yang digunakan jika dalam keadaan
panas dan lebih rendah jika dalam keadaan dingin
3.
Pengotor organik
harus dapat larut dalam pelarut dalam keadaan dingin.
IV.
Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum pemurnian garam dapur ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
Alat |
Bahan |
Batang
Pengaduk |
Garam Dapur
Kotor |
Botol Semprot |
Aquades |
Cawan Penguap |
Asam Sulfat
Pekat |
Corong Kaca |
|
Corong Buchner |
|
Gelas ukur 10
dan 100 ml |
|
Kaki Tiga dan
Kawat Kasa |
|
Gelas Kimia
250 ml |
|
Labu Dasar
Bulat 500 ml |
|
Pipet Tetes |
|
Statif |
|
Sumbat Labu |
|
Klem Tiga Jari |
|
Selang Plastik |
V.
Prosedur Kerja
Skema
Rangkaian Alat :
VI.
Hasil Pengamatan
No. |
Perlakuan |
Pengamatan |
1. |
Dilarutkan 18 gram garam dapur dalam 0,05 L air |
Larutan garam menjadi larutan jenuh |
2. |
Disaring larutan garam tersebut |
Terdapat endapan |
3. |
Dijenuhkan larutan hasil saringan dengan menambahkan
gas HCl |
Dierlenmeyer terdapat gas berwarna kuning pudar dan
berembun, terdapat endapan putih, larutan berwarna kuning |
4. |
Dibuat gas HCl dengan mereaksikan 10 gr NaCl + H2SO4
20 ml |
Dihasilkan gas HCl |
5. |
Disaring endapan yang terbentuk dengan corong
buchner |
Endapan dan larutan terpisah, endapan = kristal
putih, larutan kuning |
6. |
Dicuci kristal dengan sedikit air dingin |
Kristal terbebas dari larutan kuning |
7. |
Dikeringkan dengan bunsen |
Kristal menjadi kering |
8. |
Ditimbang garam yang didapatkan |
2,68 gram |
VII.
Pembahasan
Suatu zat atau senyawa dapat dikatakan
murni apabila dalam campurannya tidak terdapat zat pengotor atau zat
pengganggu. Untuk memurnikan garam dapur ini pertama-tama praktikan merangkai
alat terlebih dahulu persis seperti gambar skema diatas. Kemudian, praktikan melarutkan
18 gram NaCl kotor dalam 0,05 Liter air sehingga larutan menjadi larutan garam
yang jenuh. Adapun reaksi pelarutan garam dalam air ditulis dalam persamaan
reaksi berikut:
NaCl + H2O à NaCl + pengotor
Kemudian, dilakukan pengaliran gas HCl kedalam larutan
tersebut dengan tujuan untuk menjenuhkan serta menertralkan larutan pada garam
yang akan diperoleh. Adapun reaksi yang terjadi dalam proses ini yaitu :
NaCl (aq) + HCl (g)
à
NaCl (aq) + HCl (aq)
Dalam hal ini, gas HCl dibuat dengan cara mereaksikan
10 gram NaCl ditambah dengaan H2SO4 sebanyak 20 ml. Dalam
pembuatannya, penambahan asam sulfat pekat dilakukan sedikit demi sedikit.
Adapun alasannya digunakan H2SO4 dalam pembuatan gas HCl
ini yaitu dikarenakan asam sulfat pekat merupakan oksidator kuat dan juga
apabila digunakan asam yang lain, maka HCl yang dihasilkan bukanlah dalam fase
gas, melainkan dalam fase larutan. Hal ini dikarenakan, NaCl tidak dapat larut
dalam larutan HCl pekat sehingga HCl yang digunakan dalam fase gas. Adapun
reaksi yang terjadi, yaitu:
2NaCl (aq) + H2SO4
(l) à Na2SO4 (aq) + 2HCl (g)
Pengamatan yang dihasilkan yaitu terdapat gas berwarna
kuning dan berembun yang terlihat dalam labu erlenmeyer, terdapat pula endapan
berwarna putih dan larutan berwarna kuning. Barulah dilakukan proses
penyaringan terhadap larutan tersebut dan didapatkan kristal berwarna putih
dengan filtrate berwarna kuning. Krisal yang diperoleh kemudian ditambahkan
dengan sedikit air dingin. Dimana, proses ini bertujuan untuk mencuci kristal
yang diperoleh agar kristal yang didapatkan terbebas dari zat pengotor. Kristal
yang telah dicuci dengan air tersebut kemudiang dikeringkan. Adapun tujuan
pengeringan pada kristal bertujuan untuk mengilangkan kandungan air yang
terkandung didalam kristal sehingga kristal yang didapatkan merupakan kristak
yang memang benar-benar dalam keadaan murni.
Dalam
praktikum ini didapat krital garam dapur yang murni, yaitu kristal yang hanya
mengadung NaCl dengan perolehan berat sebesar 2,68 gram. Dari hasil tersebut
maka dapat dihitung persen rendemen yang didapatkan. Adapun perhitungannya
dijabarkan sebagai berikut :
% Rendemen = Berat kristal NaCl (hasil)/ Berat kristal NaCl
(awal) x 100 %
= 2,68 gram / 18 gram x 100%
= 14,89%
Sehingga dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari
18 gram garam dapur yang direkristalisasi didapatkan berat garam dapur murni
sebesar 2,68 gram dengan rendemen sebesar 14,89%.
VIII.
Kesimpulan
Pada praktikum ini, prinsip dalam pemurnian
garam dapur ini didasarkan pada pemunian garam dengan menggunakan metode
rekristalisasi berdasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang hendak
dimurnikan yang dalam hal ini adalah garam dapur NaCl dengan bahan pengotornya
pada suatu pelarut, dimana dalam praktikum ini pelarut yang digunakan adalah
air. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 18 gram garam dapur yang
direkristalisasi didapatkan berat garam dapur murni sebesar 2,68 gram dengan
rendemen sebesar 14,89%.
DAFTAR PUSTAKA
Kristanti, A.N. , Aminah,
N.S. , Tanjung, M. , dan Kurniadi, B. , 2008, Fitokimia, Surabaya : Airlangga University Press.
Maulana, K.D. , Jamil, M.M.,
Putra, P.E.M. , Rohmawati, B. , dan Rahmawati, 2017, Peningkatan Kualitas Garam Bledug Kuwu Melalui Proses Rekristalisasi
dengan Pengikat Pengotor CaO, Ba(OH)2 dan (NH4)2CO3,
Journal of Creativity Student, Vol.2 No.1, p-ISSN 2502-1958.
Saito, T, 1996, Kimia Anorganik, Tokyo: Iwanami
Publishing Company.
Tim Kimia Anorganik, 2021, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik,
Jambi : Universitas Jambi
Komentar
Posting Komentar